Overthinker
Kata orang overthinking itu "the biggest unhappiness",
kata google "suatu kebiasaan yang sudah umum",
Nah kalo si overthinker ini orangnya yang selalu "dipandang sebelah mata oleh orang lain" karena hal kecil yang mengganjal dihidupnya selalu dipikirkan dengan amat sangat matang. Hal kecil apapun itu,entah itu penting atau tidak penting.
Dan itu aku..
aku overthinker.
aku memikirkan hal apapun yang aku rasa perlu dipikirkan secara matang, dan hal untuk belanja saja aku memikirkan apa saja yang aku harus beli saat di supermarketnya,aku membuat list sebelum sampai sana. kadang aku tulis juga harganya disampingnya karena itu perlu jika aku kurang membawa uangnya?
"hal apapun.APAPUN"
menurut orang lain itu tidak penting,tidak perlu,membuang-buang waktu,membuat banyak pikiran,dan menjadi salah satu ketidak bahagiaan,
mereka pikir jika bisa melakukan dengan sesegera mungkin tanpa memikirkan hal kecil apapun yaaa lakukan saja,
menurutku tidak. aku tetap harus memikirkannya hal kecil apapun.
Untuk pemula overthinker itu akan menjadi sebuah masalah besar jika dia tidak bisa mengendalikannya karena dia tidak mengenali dirinya sendiri mengapa memikirkan itu semua.Mereka juga bakal terpuruk,beda-beda sih melampiaskannya.ada yang sampe stress,gila,nangis-nangis,sabar,dll
Aku mulai menyadari overthinker itu kelas 4SD tapi aku tidak tau namanya overthinker,aku menyebut aku "si pemikir keras", dan sebenarnya ini semua ada penyebabnya SD aku tinggal jauh dari orangtua ya SD umur 8tahun maka dari itu aku harus membiasakan diri memikirkan semuanya,"uang belanja,masalah musuh,pr yang numpuk,dibully temen,kehabisan sabun padahal uang belanjanya tinggal cukup untuk jajan,makan siang,dll" memang 2taun awal masuk SD aku di pondok pesantren,3taun selanjutnya tinggal bareng tante 1taunnya lagi tinggal bareng nenek,Smp aku pesantren walau sama sodara sendiri tapikan harus sadar diri kalo kita numpang,masa apa-apa ngeluh?masa minta dicuciin segala macem? Harusnya kita yang meringankan bebannya malah.
Jadimenurutku biasanya hal kecil itu yang memang tidak terlihat,orang akan menyepelekannya,acuh gitu bahasanya yaa. Padahal dari hal kecil itu bisa menyebabkan suatu kebiasaan masalah besar.paham?
Dan orang overthinker memang butuh take time untuk mengambil suatu keputusan tapi hasil si keputusan itu akan matang,overthinker juga tidak mudah terhasut oleh kebiasaan2 orang,dia juga pasti sangat hati-hati sama masalah.
terus cara mengendalikannya :
diawal kita kayak ditonjok sama semua pertanyaan yang tiba-tiba muncul di kpla kitakan,kita kumpulin semua pertanyaan/pernyataan yang ada di kpala kita terus kita cari intinya si rasa kita itu maunya gimana,sudah tau si rasa maunya apa lalu kita bandingin sama si akal nah disini kita pikirin ballancenya si rasa sama si otak.harus ballance.
ballancenya itu harus impact lega ya buat si rasa sama akal.
itu cara paling cepet.
kalo masalah besar harus make nangis-nangis ya silahkan...jangan fake
aku gak perna mikir ini sebuah musibah atau segala macem,tergantung bagaimana diri kita mengenali diri sendiri. Kadang si negative juga ikut nimbrung juga jadi jika butuh bantuan oranglain ya jangan sungkan:) cariorang paling sering memikirkan hal posiitive karna dia juga amat sangat membantu,jangan cari orang yang acuh karna dia tidak mengerti apa yang kita rasain.diapun juga akan acuh karna dia pikir itu hal sederhana yang tidak harus dipikirkan, itu tidak membuat impact lega apa-apa kediri kamu:)).
Overthinking sama Quality life crisis beda yaa,kapan-kapan aku buat yang Quality life crisis.
Komentar
Posting Komentar